Tuesday, February 19, 2013

Beruang Madu di KWPLH Kota Balikpapan part 1



Beruang Madu, Sang Maskot Kota Balikpapan
“ Di Tengah Polemik Penggantian Maskot dan Rencana Penutupan Enklosur Beruang Madu di Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan "
(bagian 1)


Beruang madu (Helarctos malayanus) sebagai sebuah maskot Kota Balikpapan saat ini tengah menjadi perbincangan hangat dikalangan pemerhati konservasi dan lingkungan hidup, terkait dengan berbagai polemik pemberitaan yang mengabarkan rencana penggantian maskot kota ini dan penutupan Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan. Pergantian maskot kota dan penutupan fasilitas tersebut akan berimbas pada rencana relokasi ke enam beruang madu yang berada dalam KWPLH ke tempat yang masih akan ditentukan kemudian berdasarkan kajian lebih lanjut. Terkait dengan berbagai pemberitaan di media tersebut, Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kalimantan Timur pada bulan Januari 2013 telah melakukan monitoring satwa liar ini yang merupakan hasil sitaan dan penyerahan dari masyarakat dan  pada saat ini dititipkan di Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) oleh BKSDA Kalimantan Timur.
Beruang-beruang yang dititipkan di KWPLH merupakan hasil sitaan dan penyerahan dari masyarakat yang berjumlah 6 ekor dan terdiri atas 1 jenis saja yaitu Beruang Madu (Helarctos malayanus). Jenis ini merupakan jenis beruang terkecil dari 8 (delapan) jenis keluarga beruang yang ada di dunia. Jenis ini juga satu-satunya jenis yang hidup di daerah hutan hujan tropis sehingga tidak perlu mengalami hibernasi seperti jenis-jenis lain yang hidup di daerah sutropis.
Keenam beruang madu ditempatkan dalam sebuah areal enklosur seluas 1,3 ha dan dipisahkan berdasarkan tingkat agresifitas masing-masing beruang. Fasilitas enklosur ini hampir mirip dengan ekosistem hutan, dimana enklosur berupa hutan kecil yang dibatasi oleh pagar-pagar tinggi beraliran listrik  untuk mengamankan beruang didalamnya. Kondisi didalam enklosur didisain hampir mirip dengan habitat asli beruang madu dengan beberapa penambahan fasilitas pengkayaan (enrichment) seperti platform-platform alami dari kayu dan tali-temali untuk bermain dan tempat makanan beruang.  
Berdasarkan jenis kelamin beruang yang ada di enklosur terdiri dari 2 (dua) ekor betina (diberi nama Ana dan Idot) dan 4 (empat) ekor jantan (diberi nama Haris, Bedu, Batik dan Beni). Sampai dengan saat pelaksanaan monitoring pada akhir Januari 2013, seekor beruang yang termuda sekaligus paling akhir dititipkan yaitu Bedu masih ditempatkan dalam kandang terpisah dan hanya digabung dengan dua beruang lainnya (Ana dan Beni) pada waktu-waktu tertentu saja karena masih memerlukan waktu penyesuaian diri terhadap lingkungan enklosur dan beruang-beruang lain yang telah terlebih dahulu dititipkan di KWPLH. 
(Posda Greyssa Sitompul/PEH Pelaksana/198310072001122001, diedit oleh Danang Anggoro)



No comments:

Post a Comment