Beruang Madu, Sang Maskot Kota
Balikpapan
“ Di Tengah Polemik Penggantian Maskot dan Rencana Penutupan
Enklosur Beruang Madu di Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan "
(bagian 2)
Pemberian makanan untuk beruang dilakukan
pada pagi pukul 09.00 wita dan sore pukul 15.00 wita. Teknis pemberian makan,
beruang dimasukan kedalam kandang masing-masing, lalu petugas masuk ke dalam
kawasan enklosur meletakkan makanan pada tempat-tempat tertentu yang telah
disiapkan, baru kemudian beruang dilepas kembali. Selain makanan yang
disediakan, beruang juga dapat mencari makanan dari pohon buah yang tumbuh
didalam kawasan enklosur. Kawasan enklosur sejak awal memang dibuat sedemikian
rupa sehingga menyerupai habitat asli beruang, dimana juga terdapat pohon-pohon
untuk mereka bermain atau memanjat, semak-semak dan sebagainya.
Kondisi fisik masing-masing beruang
berbeda-beda. Dari keseluruhan, hanya si Ana yang tidak memiliki cacat fisik,
sedangkan beruang yang lain ada yang mengalami buta sebelah mata, bekas luka di
dada, tidak lagi memiliki cakar dan taring. Kondisi fisik yang cacat tersebut sudah
ada pada saat penyitaan atau penyerahan beruang dilakukan. Kondisi
beruang-beruang yang demikian sangat tidak memungkinkan mereka dilepas ke alam
liar, karena sudah tidak memiliki organ untuk dapat mempertahankan diri di alam
bebas (cakar, taring, mata). Oleh karena itu, melepas beruang tersebut ke alam
bebas sama saja dengan membunuh secara tidak langsung.
Secara umum keenam beruang yang ada di enklosur berada dalam kondisi
baik dan sehat. Beruang mulai dapat menyesuaikan diri dengan berbagai suara
manusia dan musik. Hanya saja beruang akan menjadi panik ketika mendengar suara
mesin.
Terkait dengan berbagai berbagai perkembangan
pemeberitaan di media, pihak KWPLH meminta pihak Seksi Konservasi Wilyah III
BKSDA Kalimantan Timur untuk ikut menyuarakan betapa pentingnya menjaga
kelangsungan keberadaan beruang madu di KWPLH karena beruang madu merupakan
spesies unik dan menjadi maskot kota
Balikpapan sehingga perlu dijaga kelangsungan hidupnya dengan tetap menjaganya ditempat yang mendekati habitat aslinya.
Fasilitas-fasilitas yang ada di enklosur juga secara teknis cukup memadai untuk
mengamankan beruang-beruang tersebut karena sudah tidak memungkinkan untuk
direhabilitasi atau dilepasliarkan ke alam dan dari fungsi konservasi untuk
peragaan dan pedidikan. Beberapa permasalahan administrasi terkait legalitas
enklosur juga tengah dijajaki oleh pengelola agar dapat dipenuhi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagai lembaga konservasi.
Sampai dengan saat ini enklosur beruang madu di KWPLH telah dikenal luas sebagai enklosur beruang terbaik se Asia dan lokasinya yang sangat menarik untuk pendidikan lingkungan hidup terutama untuk pembelajaran mengenai karakteristik lingkungan hidup di Pulau Kalimantan. Hal-hal tersebut menjadi asset yang sangat berharga dan daya tarik yang sangat kuat bagi Kota Balikpapan. Semoga Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan (KWPLH) dapat terus dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan kedepannya. (Posda Greyssa Sitompul/PEH Pelaksana/198310072001122001, diedit oleh Danang Anggoro)
Sampai dengan saat ini enklosur beruang madu di KWPLH telah dikenal luas sebagai enklosur beruang terbaik se Asia dan lokasinya yang sangat menarik untuk pendidikan lingkungan hidup terutama untuk pembelajaran mengenai karakteristik lingkungan hidup di Pulau Kalimantan. Hal-hal tersebut menjadi asset yang sangat berharga dan daya tarik yang sangat kuat bagi Kota Balikpapan. Semoga Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan (KWPLH) dapat terus dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan kedepannya. (Posda Greyssa Sitompul/PEH Pelaksana/198310072001122001, diedit oleh Danang Anggoro)
No comments:
Post a Comment