Tuesday, March 5, 2013

Mengenal Labi Labi dalam Aspek Komoditi Perdagangan dan Konservasinya (1)



Mengenal labi-labi (Amyda cartilaginea) Dalam Aspek Komoditi Perdagangan

Dan Konservasinya (1)



A.   Latar Belakang

Indonesia tercatat sebagai negara dengan keanekaragaman kura-kura air tawar dan kura-kura darat tertinggi, diikuti Malaysia dan Papua Nugini. Dari 260 spesies kura-kura yang sudah dikenal di dunia, 85 spesies diantaranya dapat ditemukan di Asia (Ernst dan Barbour, 1989). Diantara kura-kura air tawar yang marak diperdagangkan dan belum dilindungi adalah jenis labi-labi (Amyda cartilaginea; Boddaert, 1770/Trionyx ornatus; Gray, 1861).

Labi- labi merupakan sebangsa kura-kura (ordo: Testudinata) yang terdapat perisai di punggungnya (batok), pada umumnya perisai kura-kura sangat keras, akan tetapi berbeda dengan labi-labi yang memiliki perisai/cangkang yang lunak sehingga termasuk dalam keluarga Trionychidae. Habitat Labi-labi tersebar luas di kawasan Asia Tenggara (Asian Turtle Conservation Network 2006, Iskandar 2000, van Dijk 2000). Di Indonesia, jenis ini dijumpai di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok (Auliya 2007). 

 Di Indonesia, jenis ini dimanfaatkan untuk kepentingan konsumsi dan sebagai peliharaan (pet) (Kusrini dkk, 2009). Perburuan  di alam untuk pemanfaatan (konsumsi/pemeliharaan) sangat berpengaruh terhadap keberadaan labi-labi di alam liar, karena statusnya bukan termasuk satwa yang dilindungi undang-undang RI perburuan terhadap labi-labi terus meningkat, akan tetapi labi-labi masuk dalam  Apendix II CITES pada tahun 2005, sehingga adanya aturan khusus dalam setiap perdagangan labi-labi yang diatur berdasarkan kuota setiap negara. Menurut Sepherd (2000) menyebutkan bahwa berdasarkan data dari Direktorat Jenderal perikanan telah mencatat jumlah eksport labi-labi di Indonesia mencapai 715,192 ekor pada tahun 1996, namun kini berdasarkan catatan dari Kementrian Kehutanan (2011) kuota ekspor labi-labi (appendix II) tahun 2010 sebanyak 25,200 ekor, terjadi penurunan setelah dimasukkannya labi-labi dalam CITES Appendix II.

Pemahaman dan pengenalan labi-labi dalam aspek perdagangan dan konservasinya sangat diperlukan, sehingga labi-labi tidak hanya sebagai satwa yang hanya dapat di eksploitasi, tetapi juga mampu menyeimbangkan terhadap keberadaannya di alam liar. Aturan-aturan terhadap perdagangan labi-labi mutlak diperlukan dalam upaya kontrol pemanfaatan terhadap satwa disamping pengawasan oleh lembaga yang berwenang dalam perdagangan dan penyebarannya.


B.   Klasifikasi Dan Morfologi

Klasifikasi dan tata nama labi-labi A. cartilaginea menurut Ernst dan Barbour (1989) adalah sebagai berikut :

Ordo : Testudinata

Subordo : Cryptodira

Familia : Trionychidae

Genus : Amyda

Spesies : Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770)

Adapun sinonimya:

Trionyx cartilagineus (Boddaert, 1809)

Trionyx phayrei (Theobald, 1868)

Trionyx ornatus (Gray, 1861)

Penyebutan lainnya:

Inggris : Asiatic softshell turtle

Daerah : labi-labi, bulus, didawang

Melayu : Labi-labi Asia


Secara umum kura-kura merujuk pada semua anggota ordo Testudinata. Nama penyu merujuk pada kura-kura yang hidup di laut, yaitu famili Cheloniidae dan Dermochelydae. Nama labi-labi merujuk pada semua anggota Famili Trionychidae, yaitu kura-kura yang hidup di air tawar dan bercangkang lunak (Ernst dan Barbour, 1989)

                                            A: Tampak Dorsal                   B: Tampak Ventral (Muliawati, 2009)

C. Struktur Karapas Labi Labi

Amyda cartilaginea memiliki bentuk tubuh oval atau agak bulat, pipih tanpa sisik. Bagian punggung atau karapas pada bagian dorsal dan plastron atau tempurung pada bagian ventral terbungkus oleh kulit yang liat. Di sisi belakang karapas terdapat pelebaran pipih yang bentuknya membulat mengikuti bentuk karapas bagian belakang dengan tekstur seperti tulang rawan (cartilago) (Ernst dan Barbour, 1989; Iskandar, 2000).

Warna karapas/perisai labi-labi berwarna hitam sampai abu-abu, pada perisai punggung terdapat bintik-bintik kecil membentuk garis-garis yang terputus-putus dari depan ke belakang. Kepala dan kaki berwarna hitam atau abu-abu, pada labi-labi muda umumnya dijumpai 5 bintik-bintik berwarna kuning. Kadang-kadang dijumpai juga enam sampai sepuluh bercak hitam bertepi putih melengkung pada bagian belakang perisainya, terutama pada individu muda.
Labi-labi tidak memiliki gigi, rahang tertutup oleh paruh tajam dari bahan tanduk (Ernst dan Barbour, 1989). Hidungnya memanjang berbentuk tabung seperti belalai, di atas punggung terdapat guratan-guratan memanjang tidak teratur dengan garis punggung (dorsal) agak nyata. Lidah labi-labi tebal, pendek, lebar dan melekat di dasar mulut. Pada karapas yang sudah dewasa terdapat keganjilan, yaitu lekukan sepanjang bagian tengah dari karapas (Kusdinar, 1995). Labi-labi jantan memiliki ekor yang panjang dan tebal dengan lubang kecil di dekat anus. Sebaliknya, ekor labi-labi betina lebih pendek dan ramping (Ernst dan Barbour, 1989).
(Mustalafin, S.Pi., MP. /198404202010121009/ Calon PEH pada SKW III BKSDA Kaltim ; diedit oleh Danang Anggoro)








No comments:

Post a Comment